Menu

16. MENULIS KOMENTAR (VOICE-OVER) DALAM LIPUTAN

Kalimat penambat dan ending (komentar di awal dan di akhir liputan) sangat penting bagi kejelasan liputan dan dampaknya terhadap pemirsa. Sekuen-sekuen liputan melaju diiringi “komentar penjelasan” yang didukung oleh ilustrasi-ilustrasi, atau berkat gambar-gambar kunci yang dipertegas dengan “komentar pemaku”. Komentar juga bisa digunakan sebagai pendahuluan wawancara atau untuk memperinci situasi yang dibahas dalam liputan.

PRIORITAS PERTAMA: MENULIS PELUNCUR LIPUTAN DAN MENGIRIMNYA KEPADA PEMBAWA ACARA.

Ada 2 keuntungan:

  • Pembawa acara mengetahui isi liputan dengan cukup dini sehingga dapat menulis ulang peluncurnya agar terintegrasikan dengan baik dalam berita TV.
  • Dengan menyampaikan kepada pembawa acara semua informasi yang menceritakan konteks liputannya, wartawan dapat mengawali komentarnya dengan kalimat penambat yang “nendang”.

MEMILAH-MILAH INFORMASI UNTUK PENGISI KOMENTAR

Teks yang ditulis wartawan sebelum editing bukanlah komentar. Ini sekadar “stok” informasi-informasi (seperti rush berwujud kata-kata) dari mana wartawan akan:

  • Menyaring komponen-komponen caption, subtitle, dan peluncur.
  • Membuang semua yang sudah tersampaikan lewat video, audio, dan wawancara.
  • Menata ulang semua yang tersisa agar menyesuaikan dengan struktur dan irama editing, menyusun ulang kalimat, diadaptasikan sehingga menjadi “ramah” untuk tayangan TV.

MENULIS KOMENTAR UNTUK MASING-MASING SEKUEN.

Jumlah “komentar” yang ditulis wartawan (COM1 + COM2 + COM3…) sebanyak jumlah sekuen audiovisual dalam liputan. Komentar-komentar itu tidak terbuat dari “tekstur” yang sama:

  • Komentar penjelasan: padat dan berdiri sendiri (tidak bergantung pada ilustrasi)
  • Komentar pemaku: menggarisbawahi sekuen-sekuen kunci dan suasana-suasana, dengan menyampaikan informasi pelengkap yang tak dapat diperlihatkan lewat gambar. Komentar pemaku berguna untuk “memaku” minat pemirsa, sehingga menjadi siap mendengarkan penjelasan yang lebih abstrak.
  • Komentar lain: mendahului atau meringkas cuplikan-cuplikan wawancara untuk mengungkap isinya secara lebih eksplisit, atau menjelaskan sesuatu tentang kondisi shooting-nya saat itu.

Kunci-kunci liputan ada pada kalimat penambat dan ending yang “kena”.

Setelah komentar ditulis, wartawan mengerjakan ulang bagian awal (kalimat penambat) dan bagian akhir (ending) liputannya. Dua kalimat, strukturnya sederhana namun kaya akan makna, yang ketika disambung bersama akan meringkas garis besar topik maupun pokok bahasan liputan yang bersangkutan.

MEMPERTAJAM TULISAN

Komentar seringkali terlalu panjang dan wartawan tergoda untuk mempercepat laju bacanya. Tanpa perlu menyederhanakan isinya, selalu ada cara untuk membuat komentar menjadi lebih ringan:

  • Menonjolkan kata-kata kunci dengan membuang semua kata-kata yang tak berguna di sekelilingnya.
  • Menghindari kata-kata yang mengulangi atau mengganggu gambar yang di-shoot oleh kameramen.
  • Menghindari kata-kata yang sudah ada dalam peluncur atau cuplikan wawancara.
  • Menentukan serangkaian kata-kata yang signifikan, yang dipilih karena cukup meringkas liputan, sebagai semacam “referensi” unik dan orisinal yang mewakili liputannya.
  • Hati-hati dengan efek “halo”: hanya satu kata rumit (yang tidak dijelaskan atau tak berguna) dapat mengganggu keseluruhan komentar, kendati komentar tersebut sebenarnya sangat sederhana.