Menu

22. MENYAKSIKAN ULANG UNTUK KEMAJUAN

Seperti konferensi redaksi, menonton liputan secara kritis merupakan kegiatan kolektif. Pelaksanaannya setelah penayangan, dan harus dilakukan dengan metode yang membuka diskusi seputar BTV, apresiasi terhadap kelebihan dan kelemahan liputan dalam konteks difusi acaranya. Seiring dengan sesi-sesi menonton dengan kritis ini, redaksi mengumpulkan pengalaman untuk meningkatkan mutu BTV secara keseluruhan.

SIAPA YANG MENGIKUTI SESI VISUALISASI KRITIS INI?

Para wartawan redaktur atau kameramen, editor, petugas skrip dan dokumentasi, operator audio atau video, para manajer dan personil administrasi.

BAGAIMANA PENYELENGGARAAN SESI VISUALISASI KRITIS?

Sekali seminggu atau sekali sebulan, semua orang berkumpul dan menyaksikan liputan televisi, tanpa mencatat. Setelah menonton, setiap peserta secara spontan dan subyektif mencatat apa yang diingat, tanpa “memaksa” ingatakannya ataupun membayangkan kondisi produksi serta kesulitan dalam pembuatannya. Para profesional yang berpartisipasi dalam sesi visualisasi kritis harus tetap berkonsentrasi pada penayangan, sehingga BTV didiskusikan sebagaimana telah disaksikan oleh pemirsa.

Visualisasi kritis tidak menyentuh soal editorial (yang dibahas saat konferensi redaksi atau rapat perencanaan dan prakiraan) maupun soal organisasi teknis dan perorangan.

LEMBARAN ANALISIS LIPUTAN AKTUALITA

1] Liputan dijabarkan dalam satu kalimat: TOPIK …………. : POKOK BAHASAN ………….

2] Gambar atau suara yang masih membekas dalam ingatan:

3] Apakah GAMBAR dan SUARA sudah saling-berkaitan?

4] GENRE liputan dapat diidentifikasi

  • Liputan sungguhan yang memperlihatkan realita lapangan: memuat situasi-situasi, wawancara di tengah situasi, sekuen on-set dan komentar mendampingi dengan baik gambar-gambar dan suara-suara.
  • Berupa boxed text: komentar bersifat informatif, penjelasan didukung oleh ilustrasi dan / atau infografi.
  • Liputan khusus: segmen panjang yang mengangkat sejumlah pokok bahasan sekaligus atau pengembangan dari suatu topik yang diturunkan ke dalam aneka macam liputan.

5] Liputan ditonjolkan dengan baik oleh PELUNCUR dari pembawa acara.

6] KALIMAT PENAMBAT mudah diingat dan mencerminkan dengan baik topik liputannya.

7] ENDING-nya meringkas POKOK BAHASAN dan informasi yang dihasilkan, dan / atau membuka pintu baru.

8] Liputan dilengkapi oleh beberapa KATA PENUTUP dari pembawa acara.

9] WAWANCARA-WAWANCARA dalam liputan berbobot.

10] INFORMASI-INFORMASI lengkap dan koheren.

11] DURASI dan IRAMA liputan disesuaikan dengan topiknya.

12] Liputan TERINTEGRASI dengan baik dalam berita TV.