Menggunakan gambar langsung
Internet merupakan media arus informasi dan arsip, yang memungkinkan penerbitan artikel dapat berkembang dari waktu ke waktu. Internet menggunakan semua format, mulai dari 140 karakter Tweet pertama yang mengumumkan dimulainya demonstrasi hingga analisis panjang yang membedah suatu keberhasilan (atau kegagalan). Responsivitas dan fleksibilitasnya membuat internet menjadi media yang ideal untuk meliput acara secara langsung.
Jadi, reporter daring dapat meliput suatu acara saat berlangsung hanya dengan menggunakan ponsel pintar multi-fungsi. Dengan menggunakan jenis telepon ini, Anda dapat merekam video pimpinan pawai, mewawancarai korlap demonstrasi, memfoto mereka, dan lain-lain. Semua ini tergantung pada kemampuan Anda untuk mengirimkan informasi Anda (teks dan gambar) dan, tentu saja, akses ke jaringan (telepon) dan bandwidth yang memadai. Untuk melakukannya, Anda perlu membuat klip-klip video pendek (tidak lebih dari satu menit), atau serangkaian foto yang mudah dikirim. Jaringan telepon seluler sering kali terkendala di area sekitar demonstrasi karena banyak yang melakukan komunikasi secara bersamaan di area yang terbatas.
Terakhir, berhati-hatilah agar tidak terpeleset! Risiko utama dari liputan semacam ini adalah Anda terburu-buru mengirimkan apa yang Anda yakini sebagai berita berdasarkan kesan sekilas atau “sesuatu yang terlihat”. Semakin pendek jeda waktu antara suatu peristiwa dan liputannya, semakin besar risiko kesalahannya.
Twitter Live
Memberikan liputan langsung atas sebuah peristiwa melalui serangkaian pesan dengan maksimal 140 karakter membutuhkan kemampuan untuk meringkas dan bakat sebagai pencerita. Praktiknya mirip seperti menulis “Hal-hal Penting” di kantor berita: tanpa embel-embel, tanpa gaya bahasa, dan tanpa permainan kata. Penting untuk tetap berpegang hanya pada fakta, dengan berpatokan pada struktur tradisional. Ungkapan Pierre Lazareff (seorang maestro media Prancis legendaris yang tidak pernah mengenal internet) tampaknya sangat cocok untuk Twitter:
“Kalimat itu subjek, kata kerja, dan pelengkap. Jika muncul kata sifat, ingatkan saya. Begitu Anda menggunakan kata keterangan, Anda dipecat!”
Meskipun Twitter mengundang Anda untuk memberikan pendapat pribadi, Anda harus waspada terhadap metode ekspresi langsung dan tanpa filter ini. Secara khusus, jangan pernah menggunakan ironi, yang dapat menimbulkan kebingungan. Ironi adalah pedang bermata dua yang penafsirannya ambigu. Ironi tersembunyi di balik kata-kata indah dan sering kali terdapat latar belakang imajiner yang kompleks yang mungkin tidak dipahami oleh pembaca atau ditafsirkan sama sekali berbeda dari yang dimaksudkan oleh penulis.