Di media daring, artikel tidak pernah selesai
Internet adalah sebentuk media yang terus mengalir dan tidak pernah berhenti. Tidak seperti televisi dan radio (yang juga merupakan media yang terus mengalir), waktu siarannya tidak ditentukan, tentu saja karena internet muncul di era globalisasi yang beritanya terus berganti selama 24 jam 7 hari sepekan. Artinya, dalam praktiknya berita bisa terbit kapan saja, dari pagi hingga malam. Tidak perlu untuk “menahan” sebuah berita, meskipun trafik lebih padat pada waktu tertentu daripada di waktu lain.
Tidak jarang sebuah berita dimulai dengan tautan sederhana ke Tweet berisi 140 karakter. Demikianlah yang terjadi saat kematian Michael Jackson. Pengumuman pertamanya adalah pesan yang dikeluarkan di Twitter oleh situs berita spesialis kehidupan selebriti:
“SANGAT PENTING — TMZ.com mengumumkan Michael Jackson telah dibawa ke rumah sakit Los Angeles akibat serangan jantung”.
Dalam waktu 24 jam sejak Tweet tersebut, trafik Twitter menjadi dua kali lipat dan trafik Facebook menjadi tiga kali lipat. Ini menunjukkan indikasi adanya ruang yang digunakan untuk percakapan setelah berita tersebut. Keesokan harinya, surat kabar harian terbesar di dunia mampu menawarkan obituari lengkap kepada pembacanya. Dua tahun kemudian, dokter yang merawat sang bintang itu beberapa jam sebelum kematiannya diadili dan dihukum oleh pengadilan Los Angeles. Cerita ini adalah ilustrasi yang baik dari konsep artikel yang sedang berkembang, yang isinya ditambahkan seiring perkembangan berita, termasuk dalam jangka waktu yang lebih lama.
Bagaimana perubahan berturut-turut harus dimasukkan?
Salah satu tantangan utama jurnalisme daring adalah membuat perubahan permanen pada berita seperti itu menjadi terlihat dan konkret. Oleh karena itu, penting untuk mencantumkan tanggal (hari, tahun, dan waktu publikasi) dan kategorisasi (tag) yang tepat dari konten tersebut agar pengguna internet dapat mengidentifikasinya. Hal ini juga memberi nilai nyata pada arsip Anda. Setiap kali kematian Michael Jackson kembali muncul, konten ini akan “dipanggil” oleh mesin pencari dan dibaca (atau dibaca ulang) oleh pengguna web.
Dalam konteks seperti ini, jurnalis harus sepakat untuk mematuhi dua aturan:
- mengakui bahwa suatu kesalahan telah dibuat setelah dilaporkan oleh pengguna internet, dan
- membuat kesalahan itu terlihat, dengan menunjukkan perubahannya di catatan kaki pada artikel tersebut.
Asketisisme ini akan meningkatkan rasa hormat pembaca kepada Anda dan akan meningkatkan kerendahan hati di antara sesama rekan jurnalis.